Akhiiirnyaaa.....
Saya bisa nge-blog lagi..
Setelah sebulan lebih off (karena beberapa penyebab), dan akhirnya melewatkan beberapa peristiwa penting sepanjang bulan Agustus dan awal September seperti penggerebekan "teroris" di Temanggung, mulainya bulan puasa, beberapa peristiwa politik dan ekonomi di tanah air, dan gempa bumi 7.3SR yang mengguncang tanah Jawa 2 September kemarin, ada juga beberapa peristiwa yang menyangkut secara personal yang luput dari reportase blog.
Fiuuuh...
But its not a big problem i think, as long as i still could remember them with all the moral story inside out.
Back to the post, feel enlightened.
Merasa banyak sekali yang harus saya tulis, i didn't hope people would take a respect at my post but it happened. Merasa senang saja. Maka, akan lebih banyak saya tulis postingan yang semoga akan bermanfaat bagi orang lain, lebih-lebih bagi diri saya sendiri dalam rangka getting a new perspective dalam menghadapi setiap masalah dalam kehidupan ini. Masalah-masalah baru yang tidak bisa kita selesaikan dengan cara-cara lama.
Selalu Mencari
Ada beberapa hal yang cukup mengganggu pikiran saya selama bulan Ramadhan ini, yaitu: pertama, mulai meyakini bahwa kehidupan ini benar-benar cuma sekejap mata saja dan yang kedua adalah apakah saya sudah melihat diri sendiri dalam penilaian yang jujur?
Kegalauan pikiran saya yang pertama berasal dari peristiwa gempa bumi kemarin yang saya rasakan pas berada di lantai 17, kalau misal Tuhan menakdirkan saya mati saat itu apa jadinya? selama 26 tahun kehidupan saya (dikurangi 15 tahun masa bebas tanggungjawab), apa saja yang sudah saya lakukan? kalau bukan karena rahmat Tuhan, pasti neraka jawabnya.
Penyebab lain dari keyakinan bahwa hidup ini memang sekejap saja adalah proses pembelajaran saya atas ayat-ayat Tuhan dimana saya meyakini 100% kebenarannya, yang secara langsung telah menohok dada saya, mempertanyakan : apa saja yang sudah kamu lakukan untuk orang lain di kehidupanmu yang pendek ini, berapa bekal yang sudah kamu dapatkan untuk perjalanan panjang nanti dan beberapa ayat-ayat ilmiah yang menyatakan bahwa perhitungan masa/waktu di bumi adalah berbanding jauh dengan masa/waktu yang dimiliki Tuhan.
Oleh karena itu yang akan saya lakukan saat ini adalah lebih jauh lagi dalam mencari, lebih serius lagi, lebih intens lagi dalam mengumpulkan bekal untuk hari keabadian kelak. Saya berharap jalan ilmu, jalan hikmah akan lebih terbuka bagi saya sehingga lebih lapang dada ini dalam menerima cahaya kebenaran. Amiin...
Kejujuran
Ketika salah seorang teman menanyakan kepada saya apa yang sebenarnya kamu cari, Mas? kemudian dia berkata saya adalah seorang yang labil, saya mulai menyadari bahwa sampai saat ini saya masih belum bisa jujur terhadap diri sendiri (bahkan untuk pertanyaan basic seperti itu saya masih ragu akan jawabannya apa?). Dan saya juga menyadari bahwa selama ini saya telah menilai diri saya dengan penilaian yang "terlalu tinggi". Over self esteem? kegalauan saya nomor dua.
Saya jadi ingin jujur bahwa saya pun masih bingung sebetulnya, atau tepatnya saya takut untuk menerima kejujuran diri sendiri. Entah karena apa.
Semoga setelah melalui banyak penempaan di bulan suci ini pada akhirnya saya bisa jujur, menilai diri sendiri dengan apa adanya dan bisa mendengarkan kata hati yang paling halus sekalipun. Semoga saya akan bisa meraih kemenangan itu. Karena kata salah satu iklan rokok, "Kemerdekaan Sejati Adalah Keberanian Untuk Mengikuti Kata Hati", yang artinya semoga bukan anjuran untuk mengikuti kata hati "apabila pengen merokok, merokok sajalah", peduli amat dengan label haram MUI, hee...
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1430H.
Semoga kita semua bisa memetik hikmah dari setiap peristiwa dengan jujur.
Minggu, September 13, 2009
Kejujuran Dalam Pencarian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar