Sabtu, Desember 29, 2012

Catatan Akhir Tahun (part 1)


“I wish it need not have happened in my time," said Frodo.
"So do I," said Gandalf, "and so do all who live to see such times. But that is not for them to decide. All we have to decide is what to do with the time that is given us.”
― J.R.R. Tolkien, The Fellowship of the Ring

Berasa tidak berasa tahun 2012 sudah akan berlalu dari hidup kita, bagi sebagian orang setahun serasa seminggu, tp bagi sebagian yang lain mungkin serasa seperti seabad lamanya. Tergantung dari momen-momen yang mereka rasakan. Bagi saya setahun serasa seperti 12 bulan, 365 hari. Sama saja.

Tapi sebagai makhluk yang berakal dan pintar berhitung tentu kita tetap mau melihat sejauh mana perjalanan yang telah kita lalui selama setahun ini. Hitung-hitungan itu bisa sederhana, bisa juga dibuat rumit, tergantung selera. Ada di antara kita yang selama setahun ini telah bisa membubuhkan tanda "check" yang artinya "done" pada kolom-kolom resolusi yang telah mereka buat di akhir tahun 2011 lalu, ada juga yang nihil. Mungkin yang bisa mencapai semua target yang mereka tentukan adalah orang-orang yang serius dengan waktu. Tapi belum tentu juga yang gagal meraih target pencapaian adalah orang-orang yang kurang serius, mungkin hanya masalah "goodluck" saja yang belum cukup berpihak. Tenang saja.

Waktu, entah itu satu detik, satu jam, satu minggu, ataupun satu tahun adalah hak istimewa yang diberikan oleh Tuhan bagi setiap umatnya agar bisa dimanfaatkan dengan baik. It is a gift!
Kita boleh saja membuangnya, boleh juga menjaganya agar bisa merasakan nikmatnya kesempatan waktu masih kita terima. Simpel saja, hukumnya sama: perbuatan baik!

Entah itu besar entah itu kecil, perbuatan baik yang anda lakukan sejalan dengan waktu yang anda lewati akan membuat anda merasa lebih bahagia dengan hari-hari, minggu dan tahun yang anda jalani. Tidak ada yang sia-sia. Termasuk perbuatan baik kepada diri sendiri untuk menentukan satu dua resolusi ringan di tahun depan untuk anda capai. Misalnya, sebulan sekali menyempatkan waktu berkumpul bersama keluarga besar, tema-teman lama, memanjakan hewan peliharaan, berbuat baik bagi orang yang tidak dikenal dll. Simpel saja. Misalnya lagi,mengumpulkan uang setiap bulan 5% dari penghasilan untuk tabungan bertamasya di tahun berikutnya, hingga berasa ringan ketika mau berlibur, itu jg termasuk resolusi yang bisa kita buat.

Tidak usah yang berat-berat, karena itu malah akan membebani hidup Anda selama setahun ke depan, awali resolusi dengan hal yang sederhana, tulis dengan jelas dan simpan di tempat yang anda mudah untuk melihatnya.
Just in case tahun ini anda tidak punya resolusi apa pun, tidak usah disesali. Penyesalan tidak akan bisa mengembalikan waktu yang telah berlalu dari kita. Berbesar hati lah, tahun depan akan menyambut kita dengan resolusi baru yang sederhana tapi efek ketika anda membubuhkan tanda "done" akan luar biasa. Daripada resolusi yang rumit tapi pada akhirnya akan membawa ketidaknyamanan terhadap diri sendiri.

Be Positive Now.
Kiamat telah diundur sampai dengan batas waktu yang kita tidak akan pernah tau, be happy with your life dear :)




Selasa, Desember 11, 2012

God Doesn't Play Dice ( Part 1 )

Entah kenapa berbicara tentang takdir adalah hal yang sangat menyenangkan buat saya. Seperti ada suatu magnet super kuat yang terus menarik perhatian saya sejak masa remaja untuk mencari dan mencari jawaban atas salah satu misteri terbesar alam raya ini.

Bagi beberapa orang mungkin membicarakan takdir (destiny) adalah hal yang masih dianggap "tabu". Kenapa? karena bagi mereka mempertanyakan takdir adalah hal yang "berbahaya". Padahal bagi saya selama tidak "menyalahkan" takdir, menjadikan dia kambing hitam atas nasib buruk yang dialami manusia, menyelidikinya adalah hal yang cukup menyenangkan. How come? here goes the answer..

Pernahkah anda bertanya pada diri sendiri ketika baru bangun pagi (start dari titik sederhana ini dulu) kira-kira kenapa Anda bisa bangun jam 6 misal, sementara beberapa orang lain ada yang bangun jam 4, jam 5, atau bahkan jam 10? Apakah ini takdir saya untuk bangun tidur jam 6 pagi? Untuk mengetahui jawabannya, lakukan analisa sederhana berikut ini:
- Ambil secarik kertas, pulpen/pensil dan tulis angka 6 yang cukup besar.
- Tulis sebuah tanda tanya disebelahnya dan tarik satu gari ke bawah yang berujung pada kata/kalimat "sebab" kenapa Anda terbangun jam 6 pagi.
- Kata/kalimat itu nanti akan berupa: alarm, dibangunkan, bangun sendiri, panggilan telepon, bunyi sms, notifikasi BBM dll.
- Dari penyebab tersebut tarik dua garis terpecah yg bertuliskan "takdir" dan "bukan takdir".
- Ketika memutuskan garis mana yang menurut Anda benar, pikirkan hal ini: siapa yang menjadikan penyebab Anda bangun itu existed dan bisa membangunkan tidur Anda?

Saya ambil contoh misalkan alarm Anda anggap sebagai "penyebab yang bukan takdir" karena ini adalah campur tangan Anda yang men-set up jam 6 alarm akan berbunyi. Pikirkan hal ini: siapakah yang menjadikan hukum bunyi berlaku di bumi? siapa yang menjadikan Anda mampu membeli weker dan battre yang menyebabkan alarm Anda berbunyi? Siapakah yang menjadikan otak Anda bisa berpikir rasional sehingga bisa mengenal dan memahami kombinasi angka 0 sampai dengan 9 di weker Anda? maka jawaban Anda pasti akan tertuju ke Tuhan.

Eits, tunggu dulu..
Apakah kalau ini adalah takdir Tuhan bisakah Anda menentangnya? dengan tidur lagi setelah weker jam 6 selesai berbunyi. Tentu bisa!
Pilihan ada di tangan Anda, tapi...
Yakinkah anda bisa tidur lagi? kalau pun bisa apakah hukum mata mengantuk adalah kendali Anda? apa yang bisa Anda lakukan ketika tertidur lagi selain ketidaksadaran? bisakah dalam keadaan tertidur sesi dua tersebut anda memutuskan akan bangun jam berapa? siapa yang menjadikan Anda tidak bisa 100% mengendalikan lingkungan sadar dari alam bawah sadar (sleep state) Anda?

Jawabannya lagi-lagi adalah Tuhan.

Dari contoh kecil di atas kita dapat melihat bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup adalah suatu ketetapan yang sudah digariskan sebelumnya. Ada sesuatu yang benar-benar di luar kendali kita (baca: takdir), tapi di antaranya juga terdapat "kekuatan" personal untuk memutuskan "takdir" mana yang akan kita pilih. Intinya kita punya pilihan untuk bergerak dari satu takdir ke takdir lain, tetapi..suatu akhir dari pilihan A (misal keputusan Anda untuk melanjutkan tidur setelah jam 6) adalah awal dari suatu sebab Anda akan menggunakan kekuatan untuk memulai pilihan E (konsekuensi dari takdir B (bangun kesiangan), dan C (terlambat datang bekerja). Pilihan E adalah kondisi anda memutuskan untuk mulai mencari pekerjaan baru atau berwirausaha setelah takdir D (Anda dipecat karena terlambat datang untuk sebuah deal meeting bernilai ratusan milyard)).

Pertanyaan terakhir: bisakah saya bangun siang tetapi tetap tidak terlambat bekerja? bisa! kalau Anda memang tidak pernah bekerja dimana-mana. Lalu, apakah orang yang tidak bekerja akan hidup sengsara? bisa iya bisa tidak. Tuhan telah menakdirkan pikiran untuk 100% bebas menentukan pilihan mood dari the unemployed, happy atau unhappy. Toh banyak juga orang yang stress malah karena pekerjaan mereka. See? Takdir dan pilihan adalah dua hal yang saling berkaitan. Tapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah bermain dadu atas takdir-takdir dari pilihan manusia. Silahkan diurai sedetil mungkin maka akan Anda menemukan bahwa: there is no coincidence! Everything happens for a reason.

#termasuk pilihan saya antara menulis atau tidak menulis blog ini tonight, dan takdir apa yang datang setelahnya?

Sabtu, Mei 26, 2012

Baby, I Came Back

Its amazing to realize that it was almost two years without even a post in my blog!
Where have you been brader?

Sibuk ngapain aja saya selama ini? kekurangan waktu? (padahal dari dulu sampe sekarang waktu tidak pernah berubah_bertambah atau berkurang dari 24 jam sehari) apa aja yg sudah berubah dari saya? kemajuan atau kemunduran hidup? kenapa jadi tidak sempat menulis lagi?
Well, mungkin jawaban yg paling tepat menurut saya adalah adanya "mainan baru" yaitu kehadiran beberapa teknologi layar sentuh dalam kehidupan saya, dengan segala attachments-nya hingga sudah malas lagi untuk buka tutup laptop.

Padahal sejatinya kehadiran sebuah teknologi baru memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas dan kualitas kehidupan orang yang memakainya. Bukan malah memperbanyak inefisiensi waktu ( wasting time ). But, its not a matter to me, bukan sesuatu yang harus disesalkan, toh saya sangat menikmati inefisiensi waktu saya tersebut :) Kalo kata pepatah bijak: "The time you enjoy to waste is not a wasted time" hee...

Kembali ke tablet (now it called teknologi baru yang tepat guna), mulai tahun ini (*sudah Desember 2012 broo..) saya akan kembali menghidupkan blog saya yang lucu dan kiyut inih..I'm gonna resurrect my blog agaaiiin, cemungudhz!!

Entah nanti akan mingguan (cari hari baik), atau harian, pasti saya akan mem-post setidaknya tiga kalimat yang gak penting buat kalian (me hyperbolic). Terimakasih buat teman-teman yang masih rajin menengok kudalumping saya (terlihat dari report Shinystats), kalian adalah salah satu sebab saya kembali terjun ke dunia blogging, hiks...terharu :"(

Sekian dan salam kuda gila!!
MERDEKA!!

#diketik dan dipublish dari Blogger for iPad (ini namanya teknologi yang tepat guna, haha akhirnya...)




Senin, November 22, 2010

We're all the Dreamers


Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world.
( Harriet Tubman)

Mimpi adalah hal yang sangat common dalam hidup saya, hampir setiap tidur-di rumah, di kendaraan, di kantor, di rumah ibadah pun kadang saya bermimpi. Mulai dari mimpi yang jelas dan terang sampai dengan mimpi yang samar dan susah diingat. Saat saya tanyakan ke beberapa teman ternyata tidak semua dari mereka memiliki intensitas bermimpi dalam tidurnya sebanyak yang saya alami. What's wrong with them? or it might be (wrong) with me...?

Ada beberapa mimpi yang sampai saat ini masih teringat di memory meskipun saya mengalaminya sudah sejak beberapa tahun silam (mungkin sampai di atas sepuluh tahun?) ada juga mimpi yang langsung hilang dari ingatan pas saat saya terjaga dalam tidur.

And the question is, why i keep on dreaming in regular basic? sebenarnya manfaat apa yang bisa saya ambil dari mimpi-mimpi saya ini? apakah ada hubungan langsung antara kehidupan alam sadar (in daily waking life) dengan kehidupan bawah sadar saya?

Penelusuran jawaban atas pertanyaan ini sebenarnya sudah saya lakukan sejak jaman saya masih kecil dulu (seingat saya waktu SD sudah sering mencari arti dari mimpi dalam buku Primbon paling gak- karena itu satu-satunya referensi yang saya temukan saat itu). Saat itu jawaban yang paling saya inginkan adalah apa makna dari mimpi-mimpi saya? dan biasanya akan menjadi paranoid kalau-kalau ternyata terjemahannya tidak sesuai dengan harapan (biasanya mimpi-mimpi yang bermakna akan kehilangan orang-orang terdekat/kematian). Saat ini yang saya inginkan adalah mengetahui fungsi mimpi, keterkaitan dengan real waking life, dan apakah kita bisa mengendalikan mimpi (sendiri atau bahkan mimpi orang lain)?

Let's find out.
Menurut wikipedia Indonesia : Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep) --> definisi yang kurang memuaskan saya, silahkan kalau mau dipakai.

Menurut www.sleep.com : Dreams are a communication of body, mind and spirit in a symbolic communicative environmental state of being. --> meskipun agak membingungkan, tetapi sepertinya ini jawabannya.

Saya menggarisbawahi "komunikasi" karena memang seperti itulah kenyataannya. Secara sederhana saya artikan ibaratnya di dalam tubuh kita ada sepasang teman baik, maka cara mereka saling berkomunikasi adalah lewat mimpi. Mimpi buruk berarti ada yang salah dengan hubungan pertemanan mereka (kehidupan dunia nyata kita sedang kacau) dan mimpi baik saya artikan kita sedang berbahagia (semuanya baik-baik saja dalam real waking life).
Jadi dari sini saya mengambil kesimpulan bahwa mimpi berfungsi untuk menyeimbangkan kehidupan kita, meskipun itu sesuatu yang tidak terlihat, tapi itu nyata. Apajadinya kalau tidak ada manusia yang memiliki mimpi? saya yakin kehidupan kita akan kacau..karena tidak ada penyeimbang jiwa (spirit balancing).

Karena mimpi adalah sesuatu yang abstrak, maka budaya telah mensugestikan bahwa mimpi = khayalan. Padahal sejarah sudah membuktikan bahwa banyak hal-hal yang tadinya adalah mustahil dalam dunia nyata (hanya ada dalam mimpi seseorang), ternyata saat ini sudah menjadi kenyataan. Misal : kemampuan terbang manusia, komunikasi jarak jauh, bahkan teknologi kloning.

Terbukti bahwa mimpi bisa jadi akan mengawali suatu perubahan peradaban.

Jadi bagaimana kesimpulannya?
Karena mimpi akan lebih banyak manfaat daripada mudaratnya, maka tetaplah tenang dengan mimpi-mimpi kita (selama teknologi belum bisa mengambil alihnya dari diri kita_Inception mode on).

Bermimpilah yang seems too impossible to reach, maka akan semakin besar gairah kita dalam menjalani kehidupan nyata. Tidak akan berhenti sampai mimpi kita menjadi kenyataan. Seperti apa yang sedang saya perjuangkan saat ini bahwa saya pun berhak berbahagia dengan siapa saja yang nantinya akan menjadi pendamping hidup saya, tidak peduli betapa besar rintangan yang ada, selama mimpi saya masih sama-yaitu memeluknya dari balkon apartement lantai 18 di depan menara Eiffel, Paris - maka saya yakin saya akan berbahagia bersama dia, pada akhirnya...






Senin, November 30, 2009

Sister's Wedding Day


Kemarin, hari Ahad tanggal 29 November 2009 adalah hari yang bersejarah dan membahagiakan bagi keluarga kami. Hari itu adalah hari pernikahan adik saya tercinta, my beloved sister's wedding day.

Segala persiapan yang telah dia lakukan independently (salute for this matter,sis!) telah membawa hasil yang sangat memuaskan, paling tidak kami sekeluarga merasakan hal itu :) Persiapan yang dilakukan dengan cool, tidak grusa grusu ternyata bisa juga membawa hasil yg maksimal (pelajaran berharga : gak ada gunanya menjadi panik karena tenggat waktu yang terbatas ).

Hampir semua kepentingan bisa terakomodir dengan baik, semoga memang semua pihak telah merasakan hal ini (kecuali yang tidak, hmmm...that was their own choice). Perasaan lega yang luar binasa benar-benar telah membuat saya merasa bahagia, maybe beberapa teman saya akan mempertanyakan hal ini dengan alasan :
Pertama, saya adalah kakaknya. dilangkahi? bahkan itu tidak terpikir sama sekali, karena memang bukan masalah yang serius bagi saya (meski kalau saya seorang cewe sekalipun), that the answer for first question.
Ke dua, perasaan khawatir yang berlebihan bahwa saya bakalan kehilangan adik saya satu-satunya. Tadinya agak seperti itu, but setelah dipikir dengan level kedewasaan yang cukup, saya jadi sadar, bukannya kehilangan, malahan adik saya bertambah menjadi dua orang sekarang :) That my second answer.

Dengan perasaan lega tersebut tinggal saya yang mulai berniat menata diri untuk menyusul adik ke bahtera rumah tangga (sepertinya lebih menyenangkan daripada Noah Ark). Secara beberapa pertanyaan yang kemarin saya hadapi dari para tamu yang datang adalah :"Nah, kalau kakak nya? kapan?". "Khan sudah budhe...niatnya paling gak sudah dari tahun lalu, but kesandung masalah pelik tersebut, pura-pura lupa nieh..?" (curcol mode on). Langkah apa yang akan mas lakukan then?
Pertama, berdoa. Kedua, berusaha. dah beres.

Yap, pada intinya saya sungguh bersyukur kepada Allah dan berterimakasih kepada semua pihak yang sudah mendukung kelancaran acara pernikahan adik saya ini. Marliana Widianingrum. God Bless You All :)

Terimakasih.

regards//why




Sabtu, November 28, 2009

Yakin? Bisa Sampai Tahun Depan?


Ini adalah tulisan yang saya buat pas hari raya iedul qurban kemarin di virtual notes saya, posting aah...

Hari ini adalah hari raya iedul qurban, tetapi seperti biasanya, saya telat menyadari bahwa saya tidak bisa ikut berkurban. Alasannya klasik, tidak punya alokasi dana bulan ini untuk membeli hewan kurban. Alasan yang sama yang mungkin dilontarkan oleh ribuan, bahkan jutaan wajib kurban lainnya di Indonesia. Benar-benar klasik.

In another side, kita dengan mudahnya akan mengalokasikan dana cair dari kantong yang sama untuk kepentingan duniawi kita seperti, dana untuk hiburan, update gadget terbaru, ganti handphone, ganti kendaraan dsb.

Gak tau ada ketidakberesan di bagian mana sehingga ada salah kaprah (kesalahan yg sudah dianggap wajar) seperti ini dalam pola belanja masyarakat kita. Sedikit saja untuk ibadah, sedangkan tanpa batas untuk hasrat personal.

Kita tidak akan pernah tau apa yang akan menimpa kita esok hari, seminggu kemudian, atau tahun depan. Keengganan kita untuk menyegerakan ibadah dan menunda hasrat duniawi nampaknya sudah menjadi trademark hidup di masa kini. Seolah-olah kita masih memiliki jatah waktu, kesempatan dikemudian hari yang akan diberikan olehNya, sehingga kalau disuruh ibadah kita cenderung berpikir "nanti saja". Mau kurban, nanti saja kalau longgar dana. Mau sholat, nanti saja kalau dah gak sibuk. Mau haji, nanti saja kalau dah tua. Padahal khan who knows? Siapa yang tahu akan jatah umur masing-masing orang? No one knows!!

Yah itulah kita.
Selalu tidak bisa belajar.
Tau ah, yang jelas tahun depan saya akan kurban sapi, kalao sudah mampu dan ikhlas (tetep bikin alasan..)
Tapi, mari tetap kita aminkan saja.
Amiiin......

Revolution Is Now !!


"Im gonna start a revolution from my bed....", kata Noel/Liam Gallagher dalam lagu Dont Look Back In Anger. Lirik lagu itu sudah menjadi lirik favorit saya sejak jaman muda dulu (kuliah-red), sampai-sampai saya tulis di dinding kamar kost saya, niatnya biar cepet lulus gitu. Kurangi tidur banyak belajar, hapus kemalasan!! tetapi tetap empat tahun lebih juga lulusnya :) But that's helpfull.

Sampai sekarang tetap terngiang kalimat itu, tetapi gaungnya sudah lumayan hilang. Lost! I've lost my spirit. This is why i need to take a deep thoughfull times somewhere to recollect and relight my fire again.

Seorang manusia seharusnya dengan semakin bertambahnya usia maka semakin bertambah dewasa juga cara berpikirnya, cara dia bangkit dari kekalahan, memperbaiki kesalahan dan menjadi semangat lagi. But some people don't do that, mereka terhanyut dalam suasana hatinya. Bukannya menjadi bagian dari solusi malahan menjadi bagian dari masalah dia sendiri. Kekhawatiran seperti itu sekarang menjadi bagian dari pemikiran saya. Jangan-jangan, saya memang sudah kehilangan api itu, padam selamanya.

Tetapi sepertinya nyala terang itu mulai kembali saya temukan firespotnya beberapa waktu yang lalu, tidak tau kapan tepatnya, tetapi saya merasakan bahwa kehadiran orang lain dalam kehidupan pribadi saya memang saya butuhkan. Bukan hanya sebagai teman bicara dalam segala suasana (mirip tagline iklan permen :), tetapi memang sebagai salah satu titik api yang harus saya kumpulkan kembali. Saya akan mulai membuka lebar pintu special relationship itu kembali, karena memang basicaly kita juga makhluk sosial toh?

Semoga dari situ saya bisa kembali menemukan titik-titik api lain dalam kehidupan saya dan kembali bisa menyatukannya untuk menjadi sebuah nyala api yang sangat membakar, tidak hanya diri sendiri, tetapi saya berharap bisa membakar juga orang lain. Karena bangsa ini sedang benar-benar membutuhkan api biru yang tidak mudah padam tertiup angin, tidak surut karena terguyur hujan, dan abadi.

Saya yakin hal itu bisa saya capai asalkan saya tetap konsisten dengan prinsip hidup, bahwa setiap hari adalah sangat berarti, jangan sampai melewatkan suatu kesempatan baik hanya karena kita terlalu melihat pada masa lalu. Everyday is a new life!! Jangan pernah disia-siakan !!
Setiap kita terbangun di pagi hari adalah sebuah awal revolusi !! Revolusi dalam hidup kita yang nantinya akan dipertanggungjwabkan di hadapan Sang Pemilik Waktu. Love your life, love your days, take a deep breath and enjoy the show.

Relight Your Fire ( Just find the lighter and burn yourself forever ) !!
Saatnya untuk berubah, kapanpun kita terpuruk just temukan kembali kekuatan untuk bangkit dari lingkungan sekitar kita. Open your mind for a differrent view.

Don't look back in anger..." let it go, don't let the anger taint the person you've become just because of the past. Be yourself no matter what they say (mencoba berdamai dengan diri sendiri Mas? hee...)

Merdeka !!

Minggu, September 13, 2009

Kejujuran Dalam Pencarian



Akhiiirnyaaa.....
Saya bisa nge-blog lagi..

Setelah sebulan lebih off (karena beberapa penyebab), dan akhirnya melewatkan beberapa peristiwa penting sepanjang bulan Agustus dan awal September seperti penggerebekan "teroris" di Temanggung, mulainya bulan puasa, beberapa peristiwa politik dan ekonomi di tanah air, dan gempa bumi 7.3SR yang mengguncang tanah Jawa 2 September kemarin, ada juga beberapa peristiwa yang menyangkut secara personal yang luput dari reportase blog.

Fiuuuh...
But its not a big problem i think, as long as i still could remember them with all the moral story inside out.

Back to the post, feel enlightened.
Merasa banyak sekali yang harus saya tulis, i didn't hope people would take a respect at my post but it happened. Merasa senang saja. Maka, akan lebih banyak saya tulis postingan yang semoga akan bermanfaat bagi orang lain, lebih-lebih bagi diri saya sendiri dalam rangka getting a new perspective dalam menghadapi setiap masalah dalam kehidupan ini. Masalah-masalah baru yang tidak bisa kita selesaikan dengan cara-cara lama.

Selalu Mencari
Ada beberapa hal yang cukup mengganggu pikiran saya selama bulan Ramadhan ini, yaitu: pertama, mulai meyakini bahwa kehidupan ini benar-benar cuma sekejap mata saja dan yang kedua adalah apakah saya sudah melihat diri sendiri dalam penilaian yang jujur?

Kegalauan pikiran saya yang pertama berasal dari peristiwa gempa bumi kemarin yang saya rasakan pas berada di lantai 17, kalau misal Tuhan menakdirkan saya mati saat itu apa jadinya? selama 26 tahun kehidupan saya (dikurangi 15 tahun masa bebas tanggungjawab), apa saja yang sudah saya lakukan? kalau bukan karena rahmat Tuhan, pasti neraka jawabnya.

Penyebab lain dari keyakinan bahwa hidup ini memang sekejap saja adalah proses pembelajaran saya atas ayat-ayat Tuhan dimana saya meyakini 100% kebenarannya, yang secara langsung telah menohok dada saya, mempertanyakan : apa saja yang sudah kamu lakukan untuk orang lain di kehidupanmu yang pendek ini, berapa bekal yang sudah kamu dapatkan untuk perjalanan panjang nanti dan beberapa ayat-ayat ilmiah yang menyatakan bahwa perhitungan masa/waktu di bumi adalah berbanding jauh dengan masa/waktu yang dimiliki Tuhan.

Oleh karena itu yang akan saya lakukan saat ini adalah lebih jauh lagi dalam mencari, lebih serius lagi, lebih intens lagi dalam mengumpulkan bekal untuk hari keabadian kelak. Saya berharap jalan ilmu, jalan hikmah akan lebih terbuka bagi saya sehingga lebih lapang dada ini dalam menerima cahaya kebenaran. Amiin...

Kejujuran
Ketika salah seorang teman menanyakan kepada saya apa yang sebenarnya kamu cari, Mas? kemudian dia berkata saya adalah seorang yang labil, saya mulai menyadari bahwa sampai saat ini saya masih belum bisa jujur terhadap diri sendiri (bahkan untuk pertanyaan basic seperti itu saya masih ragu akan jawabannya apa?). Dan saya juga menyadari bahwa selama ini saya telah menilai diri saya dengan penilaian yang "terlalu tinggi". Over self esteem? kegalauan saya nomor dua.

Saya jadi ingin jujur bahwa saya pun masih bingung sebetulnya, atau tepatnya saya takut untuk menerima kejujuran diri sendiri. Entah karena apa.

Semoga setelah melalui banyak penempaan di bulan suci ini pada akhirnya saya bisa jujur, menilai diri sendiri dengan apa adanya dan bisa mendengarkan kata hati yang paling halus sekalipun. Semoga saya akan bisa meraih kemenangan itu. Karena kata salah satu iklan rokok, "Kemerdekaan Sejati Adalah Keberanian Untuk Mengikuti Kata Hati", yang artinya semoga bukan anjuran untuk mengikuti kata hati "apabila pengen merokok, merokok sajalah", peduli amat dengan label haram MUI, hee...

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1430H.
Semoga kita semua bisa memetik hikmah dari setiap peristiwa dengan jujur.